MENGAPA DOA TIDAK DIMAKBULKAN TUHAN?


Pernah kah kita terpikir sebab musabab megapa doa kita tidak dimakbulkan? Apakah faktor jarak dan masa menjadi punca doa kita terhijab? Apakah kita menyangka Allah itu sedang sibuk memakbulkan doa hamba2nye yang lain sehingga tiada masa untuk mendengar doa kita? Apakah kita merasa Allah tidak sudi untuk mendengar doa kita? Ketahuilah Allah sentiasa rindu untuk mendengar suara hamba2nye menangis memohon pertolongan padanye..

"Apabila seorang yang kufur memohon doa, Allah akan segera mengkabulkan doa mereka kerana Allah benci mendengar rintihan suara mereka memohon pertolongan, Tapi apabila seorang mukmin berdoa Allah suka untuk menangguhkan doa mereka kerna Allah rindu mendengar suara2 mereka memohon dan berharap, Allah ingin melihat sejauh mane kesungguhan dan keikhlasan hambaNYE itu memohon pertolongan"

Allah tidak pernah jemu untuk mendengar permintaan hambanye2... Hakikatnye hambanye itu sendiri yang cuba lari dari memohon petunjuk dan pertolongan darinye...NAMUN, bg memastikan doamu dimakbulkan ada syarat dan adat yang perlu kita ikut dan patuhi sama seperti kita mahu menghadiri temuduga, kita perlulah memastikan yang kita telah bersedia sepenuhnya supaya kita diterima berkerja. Saidina Ali dan Imam Jaafar telah memberi banyak wasiat kepada kita mengenai sebab dan musabab mengapa doa kita tidak dimakabulkan..



WASIAT SAIDINA ALI


Pada suatu hari Sayidina Ali berkhutbah di hadapan kaum Muslimin. Ketika beliau hendak mengakhiri khutbahnya, tiba-tiba berdirilah seseorang ditengah-tengah jamaah sambil berkata,

"Ya Amirul Mu'minin, mengapa do'a kami tidak diperkenankan (Allah)? Padahal Allah berfirman di dalam Al Qur'an, "Ud'uuni astajiblakum" (berdo'alah kepada-Ku, nescaya akan Ku perkenankan kepadamu).

Sayidina Ali menjawab, "Sesungguhnya hatimu telah berkhianat kepada Allah dengan lapan perkara, iaitu :

1. Engkau beriman kepada Allah, mengetahui Allah, tetapi tidak melaksanakan kewajibanmu kepada-Nya. Maka, tidak ada mamfaatnya keimananmu itu.

2. Engkau mengatakan beriman kepada Rasul-Nya, tetapi engkau menentang sunnahnya dan mematikan syari'atnya. Maka, apalagi buah dari keimananmu itu?

3. Engkau membaca Al Qur'an yang diturunkan melalui Rasul-Nya, tetapi tidak kau amalkan.

4. Engkau berkata, "Sami'na wa aththa'na (Kami mendengar dan kami patuh), tetapi kau tentang ayat-ayatNya.

5. Engkau menginginkan syurga, tetapi setiap waktu melakukan hal-hal yang dapat menjauhkanmu dari syurga. Maka, mana bukti keinginanmu itu?

6. Setiap saat sengkau merasakan kenikmatan yang diberikan oleh Allah, tetapi tetap engkau tidak bersyukur kepada-Nya.

7. Allah memerintahkanmu agar memusuhi syaitan dengan berkata, "Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh bagi(mu) karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongan supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala" (QS. Al Faathir [35] : 6). Tetapi kau musuhi syaitan dan bersahabat dengannya.

8. Engkau jadikan cacat atau kejelekkan orang lain di depan mata, tetapi kau sendiri orang yang sebenarnya lebih berhak dicela daripada dia.

Nah, bagaimana mungkin do'amu diterima, padahal engkau telah menutup seluruh pintu dan jalan do'a tersebut? Bertaqwalah kepada Allah, solehkanlah perbuatanmu, bersihkan batinmu, dan lakukan amar ma'ruf nahi munkar. Nanti Allah akan mengqabulkan do'amu itu.”




WASIAT IMAM JA’AFAR

Dalam riwayat lain, ada seorang lelaki datang kepada Imam Ja'far Ash Shiddiq, lalu berkata,

"Ada dua ayat dalam Al Qur'an yang aku mahu kau jelaskan apakah maksudnya."

"Bagaimanakah bunyi dua ayat itu?” Tanya Imam Ja'far.

“Yang pertama berbunyi "Ud'uuni astajib lakum" (Berdo'alah kepada-Ku niscaya akan Ku perkenankan bagimu), (QS. Al Mu'min [40] : 60). Lalu aku berdo'a dan aku tidak melihat do'aku diijabah," ujarnya.

"Adakah engkau berfikir bahwa Allah akan melanggar janji-Nya?" tanya Imam Ja'far.

"Tidak," jawab orang itu.

"Lalu apa ayat yang kedua?" Tanya Imam Ja'far lagi.

"Ayat yang kedua berbunyi "Wamaa anfaqtum min syai in fahuwa yukhlifuhuu, wahuwa khairun raaziqin" (Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi rezeki yang sebaik-baiknya), (QS. Saba [34] : 39). Aku telah berinfak tetapi aku tidak melihat penggantinya," ujarnya.

"Apakah kamu berfikir Allah melanggar janji-Nya?" tanya Imam Ja'far lagi.

"Tidak," jawabnya.

"Lalu, mengapa?" Tanya imam Ja'far.

"Aku tidak tahu," jawabnya.

Imam Ja'far kemudian menjelaskan, "Akan kukhabarkan kepadamu, Insya Allah seandainya engkau menaati Allah atas apa yang diperintahkan-Nya kepadamu, kemudian engkau berdo'a kepada-Nya, maka Allah akan mengqabulkan do'amu.”

Imam Ja’afar berkata lagi,

“Adapun engkau berinfak tidak melihat hasilnya, kalau engkau mencari harta yang halal, kemudian engkau infakkan harta itu di jalan yang benar, maka tidaklah infak satu dirham pun, nescaya Allah menggantinya dengan yang lebih banyak.

Kalau engkau berdo'a kepada Allah, maka berdo'alah kepada-Nya dengan Jihad Do'a. Tentu Alah akan menjawab do'amu walaupun engkau orang yang berdosa."

"Apakah maksud Jihad Do'a?" tanya orang itu.

Imam Ja’afar menjawab,

“Apabila engkau melakukan yang fardhu maka agungkanlah Allah dan limpahkanlah Dia atas segala apa yang telah ditentukan-Nya bagimu. Kemudian, bacalah shalawat kepada Nabi SAW dan bersungguh-sungguh dalam membacanya. Sampaikan pula salam kepada imammu yang memberi petunjuk. Setelah engkau membaca shalawat kepada Nabi, kenanglah nikmat Allah yang telah dicurahkan-Nya kepadamu. Lalu bersyukurlah kepada-Nya atas segala nikmat yang telah engkau peroleh.

Kemudian engkau kenang kembali dosa-dosamu satu demi satu andai mampu. Akuilah dosa itu dihadapan Allah. Akuilah apa yang engkau ingat dan minta ampun kepada-Nya atas dosa-dosa yang tak kau ingat. Bertaubatlah kepada Allah dari seluruh maksiat yang kau perbuat dan niatkan bahwa engkau tidak akan kembali melakukannya. Beristighfarlah dengan seluruh penyesalan dengan penuh keikhlasan serta rasa takut tetapi juga dipenuhi harapan.

Kemudian bacalah, "Ya Allah, aku meminta maaf kepada-Mu atas seluruh dosaku. Aku meminta ampun dan taubat kepada-Mu. Bantulah aku untuk mentaati-Mu dan bimbinglah aku untuk melakukan apa yang Engkau wajibkan kepadaku segala hal yang engkau ridhai. Karena aku tidak melihat seseorang berkuasa menaklukkan kekuatan kepada-Mu, kecuali dengan kenikmatan yang Engkau berikan.”

Setelah itu, ucapkanlah hajatmu. Aku berharap Allah tidak akan menyiakan do'amu,"
kata Imam Ja'far.

p/s: Hati saya tersentuh saat membaca nasihat Imam Ja’afar. Beliau seakan-akan sedang mengajar kepada kita tentang kaedah-kaedah berwirid dan berdoa sambil bermuhasabah diri kepada Allah agar wirid kita tidak sekadar ratiban kosong di bibir. Mungkin boleh kita amalkan dan sebar-sebarkan. Moga bermanfaat untuk semua insya Allah. Tidak dinafikan wasiat ni telah di edit serba sedikit dari versi sebenar, isu "copyrighrted" bukan la masaalah,ap yang saya harapkan ilmu ini dapat disebarkan dan di diamalkan bersama2... moga ia akan menjadi panduan kepada kita bagi mencari barakah dalam setiap doa yang kita pohon terhadapnye..

1 comment:

Anonymous said...

kdg2 kte berdoa utk kuat tapi kenapa bnyk dugaan,kdg2 kte mnta kekosongan tapi masalah plak yg dtg,kdg2 kte minta kebahagiaan tp huru hara plak jadinya..dugaan menjadikan mental kte kuat,masalah jadikan kte b'fikir,huru hara jadikan kte tabah..hebatnya DIA,,semua ada hikmah..JIBRIL"wahai Tuhan,Engkau sampaikanlah hajat hambaMU.." Allah"biarkan hambaku itu,kerana aku mencintai suaranya dan aku mahu melihat sejauh mana tahap kesabarannya"..subhanallah

Post a Comment